Prof Tjandra Yoga Aditama
Jakarta, 30 January 2025 – Sesudah Presiden Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat menarik diri dari WHO maka beredar pula berita bahwa Amerika akan menghentikan bantuan penanganan AIDS, Malaria dan Tuberkulosis ke berbagai negara di dunia, dan kita belum tahu pasti apakah Indonesia akan termasuk atau tidak.
Sementara berkembangnya berita penghentian bantuan pengobatan TB bagi dunia maka kemarin, 29 Januari 2025, otoritas kesehatan di kota Kansas City Amerika Serikat melaporkan ledakan penduduk kasus (“outbreak”) tuberkulosis di kota itu, yang disebutkan sebagai salah satu yang terbesar yang tercatat selama ini di Amerika (“one of the largest ever recorded in the United States”).
Peningkatan kasus ini bermula dari akhir tahun yang lalu, dan sampai 24 Januari mereka melaporkan 67 kasus aktif tuberkulosis, utamanya dari dua daerah di kota Kansas City, yaitu Wyandotte dan Johnson.
Dinas kesehatan dan lingkungan setempat (“Kansas Department of Health and Environment”) sekarang ini memonitor ketat 384 orang dengan dugaan terpapar kuman TB dan dilakukan test dan pengobatan yang diperlukan. Disebutkan juga bahwa sejak tahun 2024 ada 79 orang dengan tuberkulosis laten di area kota Kansas City. Penanganan peningkatan letusan kasus TB di kota Kansas City ini benar-benar amat intensif, sesuatu yang perlu dijadikan benchmark juga bagi kita.
Secara umum, di seluruh negara Amerika Serikat tercatat ada 8.649 kasus tuberkulosis di tahun 2024, dan 9.606 di tahun 2023. Tentu amat jauh lebih kecil dari ratusan ribu kasus di negara kita.
Prof Tjandra Yoga Aditama
- Komisaris Utama PT Itama Ranoraya Tbk
- Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
- Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara
- Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Kepala Balitbangkes