Jakarta, 14 Maret 2024 – Penyakit ginjal diperkirakan memengaruhi lebih dari 850 juta orang di seluruh dunia dan mengakibatkan lebih dari 3,1 juta kematian pada tahun 2019[1]. Sayangnya, sebagian besar dari penderita penyakit ini adalah penyakit ginjal kronis (PGK). Kini, penyakit ginjal menduduki peringkat ke-8 penyebab kematian utama di dunia[2] dan ke-10 di Indonesia dengan jumlah kematian lebih dari 42 ribu per tahun[3]. Jika tidak ditangani dengan optimal, penyakit ginjal diproyeksikan dapat menjadi penyebab utama kematian peringkat ke-5  di dunia pada tahun 2040[4].

Dengan pravelansi yang terus meningkat, penting bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap penyakit ginjal dengan mengenal penyebab dan gejalanya. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala setiap satu tahun sekali, terutama bagi penderita penyakit diabetes, hipertensi, dan obesitas, yang memiliki gaya hidup perokok, serta  memiliki riwayat keluarga penderita penyakit ginjal.

Ginjal merupakan salah satu organ vital yang berperan dalam mengatur keseimbangan elektrolit, seperti sodium, kalium, dan kalsium dalam tubuh. Ginjal juga berfungsi dalam menyaring dan membuang zat-zat berbahaya dari darah, termasuk racun dan sisa-sisa obat-obatan. Oleh karena itu, menjaga kesehatan ginjal menjadi kunci dalam menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Meskipun demikian, ginjal pada penderita penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal sudah tidak berfungsi dengan optimal. Pada kondisi tersebut, diperlukan perawatan yang dapat menggantikan peran penting ginjal ketika organ tersebut sudah tidak mampu bekerja secara efektif. Mesin Hemodialisis disini berperan penting dalam prosedur cuci darah di luar tubuh untuk menggantikan peran ginjal untuk menyaring limbah dalam darah.

[Testimoni perwakilan RS tentang fungsi ginjal dan produk hemodialisis]

Berdasarkan rekomendasi National Kidney Foundation, hemodialisis sebaiknya dilakukan ketika fungsi ginjal turun hingga 15 persen atau ketika seseorang mengalami gejala yang parah oleh penyakit ginjal, seperti sesak napas, keram otot, dan mual atau muntah[5]. Penentuan waktu untuk memulai prosedur cuci darah ini biasanya didasarkan pada hasil tes laboratorium yang mengukur tingkat fungsi ginjal yang tersisa dan gejala yang dialami oleh pasien dengan bantuan tenaga kesehatan.

Memahami betapa krusialnya produk hemodialisis bagi perawatan penyakit ginjal, PT Itama Ranoraya Tbk (“IRRA”), perusahaan yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi, telah mendistribusikan produk hemodialisa Sansin W-T2008-B kepada 7 (tujuh) rumah sakit, diantaranya RSUD Kapuas Kalimantan Tengah, RSUD Kotabaru Kalimantan Selatan, RSUD Sibuhuan Sumut, RSUD Perdagangan Sumatera Utara, RS Chevani Tebing Tinggi Sumatera Utara, RS Faga Husada Baubau Sulawesi Utara, dan Klinik Hemodialisa Avio Tangerang. Sejak IRRA memulai distribusi mesin hemodialisis pada Desember 2023, Perseroan telah berhasil menjangkau sejumlah fasilitas kesehatan di berbagai daerah dan berencana untuk terus memperluas jangkauan pasar.

“Hemodialisis tetap menjadi salah satu metode utama dalam pengelolaan penyakit ginjal kronis. Ini menjadi sangat penting untuk membantu organ ginjal melakukan tugasnya dan menjaga keseimbangan tubuh agar tetap sehat. Perseroan pun berkomitmen untuk terus mengembangkan solusi terbaik bagi perawatan terhadap penyakit ginjal ini.” Kata Heru Firdausi Syarif, Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk.

Membuka Akses Hemodialisis Dengan Skema Pinjam-Pakai

Untuk mendorong akses perawatan hemodialisis, IRRA pun menyediakan skema sistem kerjasama pinjam-pakai bagi fasilitas kesehatan pada mesin hemodialisis dengan masa kontrak minimal 5 tahun. Ini memungkinkan fasilitas kesehatan menyediakan perawatan komprehensif kepada pasien dengan harga yang relatif lebih terjangkau, seraya menghemat anggaran pengadaan peralatan. Melalui mekanisme ini, fasilitas kesehatan dapat meminjam mesin hemodialisis, mendapatkan perawatan mesin secara reguler, sekaligus mengakses consumable products IRRA dengan biaya yang lebih terjangkau.

[IRRA untuk menjelaskan kenapa Perseroan muncul dengan skema Pinjam-Pakai dan apakah berencana membawa skema ini ke alat-alat lain yang didistribusikan oleh IRRA. IRRA untuk menambahkan data berapa persen fasilitas kesehatan bisa saving jika dibandingkan dengan harus membeli. Jika ada, IRRA untuk menambahkan juga target distribusi atau upcoming partnership pada produk hemodialisis]” tutup Heru.