Jakarta, 22 Juli 2025 – Hati merupakan salah satu organ paling vital dalam tubuh kita, berperan sebagai pabrik pengolah nutrisi, penyaring racun, dan penyimpan energi. Namun, organ penting ini dapat terancam oleh “musuh diam” yang sangat berbahaya, yaitu Hepatitis. Seringkali, infeksi hepatitis tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga banyak penderita yang tidak sadar hingga kerusakan hati sudah mencapai tahap parah. Di Hari Hepatitis Sedunia ini, mari kita lebih mengenal penyakit ini dan bagaimana cara melindungi hati kita dari ancaman tersebut.
Apa Itu Hepatitis?
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Selain itu, kondisi lain seperti konsumsi alkohol berlebihan, penggunaan obat-obatan tertentu, atau penyakit autoimun juga dapat memicu hepatitis. Ada lima jenis virus hepatitis utama yang perlu diwaspadai, yaitu Hepatitis A, B, C, D, dan E.
Mengenal Jenis-jenis Hepatitis:
1. Hepatitis A (HAV)
- Penularan: Melalui makanan atau air yang terkontaminasi feses penderita.
- Sifat: Biasanya bersifat akut dan dapat sembuh total tanpa meninggalkan kerusakan hati jangka panjang.
- Pencegahan: Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta mendapatkan vaksinasi Hepatitis A.
2. Hepatitis B (HBV):
- Penularan: Melalui darah atau cairan tubuh, seperti saat berhubungan seksual tanpa pelindung, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, atau dari ibu ke bayi saat melahirkan.
- Sifat: Dapat bersifat akut atau berkembang menjadi kronis. Hepatitis B kronis berisiko tinggi menyebabkan sirosis (pengerasan hati) dan kanker hati.
- Pencegahan: Vaksinasi (terutama untuk bayi dan kelompok berisiko), praktik seks aman, dan tidak berbagi jarum suntik.
3. Hepatitis C (HCV):
- Penularan: Mirip dengan Hepatitis B, yaitu melalui darah yang terinfeksi. Penularan dapat terjadi akibat penggunaan jarum suntik yang tidak steril, transfusi darah, berbagi alat pribadi yang terkontaminasi darah, atau tato/tindik yang tidak steril.
- Sifat: Seringkali tidak menunjukkan gejala di awal (asimtomatik) dan sebagian besar kasus berkembang menjadi kronis. Infeksi kronis dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati, yang pada akhirnya memerlukan transplantasi hati.
- Pencegahan: Tidak ada vaksin untuk Hepatitis C, namun pengobatan modern sangat efektif untuk menekan virus dan mencegah kerusakan hati lebih lanjut.
4. Hepatitis D (HDV):
- Penularan: Hanya dapat menyerang orang yang sudah terinfeksi Hepatitis B. Penularannya terjadi dengan cara yang sama seperti Hepatitis B, melalui darah atau cairan tubuh.
- Sifat: Dapat memperburuk kondisi Hepatitis B.
- Pencegahan: Vaksinasi Hepatitis B, yang secara tidak langsung mencegah Hepatitis D.
5. Hepatitis E (HEV):
- Penularan: Ditularkan melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi feses penderita, serupa dengan Hepatitis A.
- Sifat: Umumnya bersifat akut dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun bagi ibu hamil, Hepatitis E dapat berisiko tinggi.
- Pencegahan: Menjaga kebersihan makanan dan air yang dikonsumsi.
Gejala yang Sering Terabaikan:
Hepatitis sering disebut sebagai “musuh diam” karena banyak penderitanya yang tidak menunjukkan gejala atau hanya merasakan keluhan ringan seperti:
- Kelelahan ekstrem
- Mual dan muntah
- Nyeri perut
- Demam ringan
- Urine berwarna gelap
- Kulit atau mata menguning (terutama pada tahap lebih lanjut)
Jangan abaikan ancaman tersembunyi dari hepatitis. Kini telah tersedia berbagai metode pemeriksaan modern yang mampu mendeteksi infeksi sejak dini melalui analisis sampel darah secara cepat dan akurat. Pemeriksaan ini memungkinkan dokter mengambil tindakan lebih awal sebelum penyakit berkembang lebih jauh dan menyebabkan kerusakan hati.
Segera lakukan pemeriksaan hepatitis secara berkala dan lengkapi vaksinasi yang dibutuhkan. Deteksi dini adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan hati dan memastikan kualitas hidup yang lebih baik di masa depan.