Jakarta, 25 September 2024 – Hidup sehat dan terbebas dari penyakit merupakan keinginan setiap individu. Kondisi fisik dan mental yang baik tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang, yang pada akhirnya akan memajukan kualitas pembangunan manusia secara umum. Namun, di tengah meningkatnya prevalensi penyakit non-infeksi, pendekatan kesehatan yang hanya berfokus pada pengobatan untuk penyembuhan dari penyakit (kuratif) tidaklah cukup. Upaya preventif yang maksimal sangat diperlukan untuk mencegah munculnya masalah kesehatan sebelum menjadi lebih serius dan dalam jangka panjang berkontribusi menurunkan beban penyakit secara nasional.
Selama beberapa tahun terakhir, masyarakat Indonesia menunjukkan peningkatan terhadap upaya preventif dalam menjaga kesehatan. Hal ini misalnya dapat dilihat dari tren pengeluaran masyarakat untuk upaya preventif telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan, di mana pada tahun 2021 tercatat peningkatan sebesar 0,28 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 5,35 persen1. Upaya preventif ini mencakup diantaranya, pemeriksaan kesehatan secara rutin, konsumsi suplemen dan vitamin, serta penerapan gaya hidup sehat seperti olahraga rutin dan pola makan yang sehat.
Kegiatan Vaksinasi Sebagai Salah Satu Tindakan Preventif
Program vaksinasi atau juga disebut imunisasi menjadi salah satu langkah preventif yang paling efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular. Berbeda dengan pandangan populer bahwa vaksinasi hanya untuk anak kecil, nyatanya ada banyak jenis vaksinasi untuk berbagai tipe penyakit, misalnya menurut kelompok usia dan jenis kelamin. Sebut saja vaksin herpes zoster alias cacar api yang direkomendasikan untuk individu berusia di atas 50 tahun, serta vaksin human papillomavirus (HPV) untuk pencegahan kanker serviks pada perempuan.
Untuk memastikan keselamatan pasien, penggunaan jarum suntik sekali pakai atau auto disable syringes (ADS) sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga turut memastikan vaksinasi aman dan mengurangi risiko infeksi dari alat medis yang terkontaminasi. Langkah ini bertujuan menekan penularan penyakit berbahaya seperti HIV dan hepatitis melalui alat medis.
Pemeriksaan Kesehatan (Medical Check-Up) Secara Rutin
Pemeriksaan kesehatan atau medical check-up rutin juga menjadi semakin umum dilakukan. Di banyak kota besar, protokol skrining kesehatan sudah semakin disempurnakan dengan standar internasional untuk memastikan deteksi dini yang lebih efektif terhadap berbagai penyakit seperti diabetes, kanker, dan penyakit jantung. Protokol skrining mencakup berbagai tahapan, mulai dari pemeriksaan fisik, tes laboratorium, hingga konsultasi dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh tentang kondisi kesehatan seseorang. Pemeriksaan tahunan ini juga dinilai penting mengingat kini risiko penyakit degeneratif cenderung meningkat.
Pemenuhan Kebutuhan Gizi
Pemenuhan gizi juga merupakan bagian dari upaya preventif. Gizi yang cukup sejak kandungan hingga kelompok senior memastikan bahwa organ tubuh berkembang secara maksimal dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya untuk menyokong aktivitas sehari-hari. Ini termasuk secara agresif memberantas stunting, sebuah kondisi di mana balita mengalami kekurangan gizi kronis yang menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan otaknya. Data Kementerian Kesehatan mencatat bahwa prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,5% pada tahun 20232, dengan masih banyak upaya yang perlu dilakukan untuk mencapai target yang dicanangkan yakni 14% pada 20243.
Pemerintah sendiri telah menyiapkan tim Konvergensi Program Percepatan Penurunan Stunting (KP2S), yang berfokus pada intervensi gizi dan kesehatan. Salah satu aspek penting dari program ini adalah penyediaan alat antropometri di fasilitas kesehatan seperti Posyandu dan Puskesmas yang digunakan untuk mengukur tinggi dan berat badan balita secara berkala, memungkinkan deteksi dini terhadap risiko stunting.
Langkah Nyata dan Peran Sektor Swasta
Kesadaran akan pentingnya perawatan preventif terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa harapan hidup di Indonesia mencapai 73,93 tahun pada 20234, meningkat dari 73,6 tahun pada tahun sebelumnya5. Hal ini tentu tidak terlepas dari kolaborasi antara pemerintah dan sektor kesehatan swasta sebagai investasi jangka panjang untuk membangun masyarakat Indonesia yang lebih sehat serta produktif.
“Kami di PT Itama Ranoraya Tbk (“IRRA”) sangat bangga dapat berkolaborasi secara aktif dan baik dengan pemerintah, asosiasi profesi, prinsipal lokal dan multinasional, serta berbagai mitra lainnya dalam public-private partnership yang tujuannya adalah mendorong upaya perawatan preventif di Indonesia. Kami berkontribusi dalam penyediaan alat kesehatan yang memenuhi standar internasional untuk mendukung skrining dan deteksi dini penyakit, termasuk penyediaan alat antropometri bagi stunting. Selain itu, sister company kami yaitu PT Oneject Indonesia juga mendukung program vaksinasi nasional dengan memasok jarum suntik sekali pakai atau ADS, yang sesuai dengan rekomendasi WHO. Kami juga melakukan berbagai kegiatan tanggung jawab korporat dalam bentuk pelatihan dan aktivitas lainnya, guna memastikan dampak yang lebih luas,” kata Heru Firdausi Syarif, Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk.